Hari ini sangat menciungkan betapa bodohnya hidup ini,
kenapa tidak, hidup ini penuh dengan peraturan dan aturan bahkan dengan
banyaknya yang mengeluarkan aturan tidak bisa dipungkiri akan terjadi tabrakan
pula. Namun yang menjadi korban adalah masyarakat, kenapa tidak kita kendalikan
bukankah ada stir dalam kehidupan ini, namun ternyata kendaraan mobilpun sering
kali terjadi tabrakan meskipun terdapat kendali rem dan stir. Begitu pula
dengan Nenek tua janda ini sejak tahun 1950an ini karena ditinggal oleh
suaminya yang sesuai dengan janjinya sehidup semati namun suaminya tersebut
mengingkarinya dia terlebih dahulu meninggalkan sang istri sejak anaknya masih
kecil namun patut dia syukuri karena sang pencipta mengkaruniahkan 2 orang anak
berlainan jenis, yaitu laki-laki dan perempuan sehingga dia bisa bertahan.
Memang itu sudah takdirnya sehingga sejak tahun 1950an sampai sekarang mungkin
memang sudah janjinya bahwa tidak akan menikah lagi sehingga sampai saat ini
belum pernah menikah.
Ketika kedua anaknya telah besar diapun merantau
kekalimantan untuk mencari kehidupan disana, akhirnya semuanya telah memiliki
pekerjaan yang baik itulah ucapan syukur paling besar dari orang tuanya yang
selalu mendoakan anaknya selalu agar anaknya sukses. Setelah berselang beberapa
tahun dirantauan anaknya yang perempuan menikah dengan pengusaha dirantauan
sana yang saat ini anak perempuannya sudah terbilang sukses karena memiliki
rumah dan aset lainnya.
Anak laki-lakinya dengan prinsif yang berbeda yaitu dia
menikah setelah lima tahun berikutnya namun kembali kekampung halaman mencari
jodoh, setelah menikah diapun sangat berbahagia dan bekerja dikampung
halamannya sebagai sopir mobil truk pengangkut pasir atau tanah timbunan. Namun patut dia syukuri karena dengan
pekerjaan itu dia mampu membuat rumah tempat tinggalnya sendiri yaitu membeli
rumah bekas (berbahan kayu) dan membeli sebidang tanah untuk bangunan. Setelah
itu dia berhenti menjadi sopir truk karena usia yang sudah tidak mudah lagi dan
membangun bengkel dan menjual spartpath kendaraan bermotor dibawah kolom
rumahnya awalnya sangat laris karena tempat bisnisnya sangat strategis tidak
ada bengkel disekitar tempatnya membuka bengkel, dia pun membeli aset-aset
seperti kendaraan mobil dan aset lainnya. Namun mau berkata apa yang menjadi
masalah adalah perceraian terjadi entah apa masalahnya mungkin saja dahulunya
tidak seperti ibundanya yang saling mencintai sehidup semati. Semenjak itu
bengkelnya mulai menurun omsetnya hingga hari ini bengkelnya sering tutup dan
bahkan dirumahnya tersebut tinggal dialah sendiri karena anak-anaknya disuruh
ikut ke istrinya karena memang anaknya tidak bertahan lagi karena sering
dimarahi dan bahkan dipukuli.
Usut demi usut ternyata anak laki-lakinya ini sangat
membenci ibunya entah kenapa apakah dendam sejak kecil karena hidupnya dahulu
hanya keluarga sederhana namun saat ini dia bisa bekerja sendiri dan sukses
atau apa?. Bahkan ibundanya tersebut saat ini bisa saya katakan telah
diterlantarkan karena tidak ada tempat lagi untuk anaknya, namun ada saudaranya
yang memberikan tempat tinggal sehingga tinggallah hingga saat ini meskipun
kadang ke kalimanta tempat anak perempuannya namun tidak bisa bertahan disana
entah kenapa. Kembalilah ke kampung halamannya lagi dan tetap tinggal di rumah
saudaranya tersebut. Dan menjadi miris adalah dia adalah warga ilegal karena
tidak memiliki KTP dan KK sehingga tidak bisa mendapatkan bantuan dan jaminan
apapun dari pemerintah, untuk itu suatu hari nenek tua ini bermohon untuk
dibuatkan KK dan KTP dikantor Desa setempat namun yang menjadi kendala dia
sendiri yang mengurus, padahal dia tidak tahu menahu bagaimana membuatnya dan
dimana tempat pembuatannya. Sebenarnya anak laki-lakinya tersebut bertetanggaan
dengan kantor Desa, mungkin saja hanya melihat ibunya lewat didepan rumahnya
namun membiarkan orang tuanya terlantar seakan-akan tidak punya anak dan sanak
keluarga. Durhakakah anak laki-laki itu?
Mudah-mudahan aku dan keturunanku tidak ada yang seperti anak demikian...aminkannnn...
ReplyDelete